Jumat, 16 September 2016

Sebuah Nama Sebuah Cerita

Oleh: Putri N. Akhla

Terukir satu nama
Dari seorang yang berhati setia
Mengikrarkan janji untuk selalu bersama
Sungguh, terasa tak percaya

Kenangan indah tercipta jua
Mengisahkan cerita suka duka
Canda tawa seiring bersama
Senyuman tersungging bahagia

Kisah cinta dua insan
Dari sebuah nama menjadi harapan
Rasa rindu sebagai ikatan
Sungguh sulit untuk dilupakan

Sebuah nama sebuah cerita
Mengukir kisah tiada tara
Cinta dan rindu ada di sana
Menceritakan tentang kita berdua



Banda Aceh, 5`8`16

Asmara Dalam Nada

Oleh: Putri N. Akhla

Tuan putarkan alunan syahdu
Menggetarkan hati yang sendu
Mengalun indah serta merdu
Hilangkan duka akan pilu

Sajak asmara dalam nada
Terdengar syair penuh makna
Rasa ingin selalu bersama
Tanpa ada yang melarangnya

Irama kasih akan canda
Tuan hadirkan serta tawa
Sedih puan bila tiada
Alunan asmara dalam nada

Wahai tuan pengobat lara
Putarkan selalu nada asmara
Jangan lelah untuk bersama
Karena puan selalu ada



P.N.A, 28`04`16

Jumat, 05 Juni 2015

Kenangan Masa Lalu


Oleh: Putri N. Akhla

Awalnya dari pandangan pertama, turun ke hati dan cinta itu hadir seketika. Aku beranggapan ini adalah cinta monyet ala anak SMP. Cinta yang hanya sesaat karena tampang yang begitu rupawan. Ternyata aku salah.

Selama tiga tahun berada di ruang yang sama saat belajar di sekolah, dan selama itu juga aku memendam cinta untuknya. Rasanya begitu sulit, menahan sakit saat cemburu menghampiri. Saat tatapan beradu, malu hati ini. Walau tidak pernah saling menyapa namun satu dua kata sering terdengar. Mencoba mengalahkan rasa malu, aku mencoba untuk menyapanya duluan.

“Ridha, boleh pinjam buku catatan Bahasa?” Dengan gemetar dan hati berdebar aku mencoba bertanya.

Rabu, 03 Juni 2015

Cinta Dalam Diam

Oleh: Putri N. Akhla

Menjaga hati untuk bisa lebih baik ternyata susah juga. Bukannya lebih baik tapi malah semakin tersakiti. Ini itu bukan masalah cinta yang tidak harus memiliki. Bukan juga masalah cinta yang tidak berani untuk diungkapkan. Ini masalah hati yang belum siap untuk menerima semua apa yang akan terjadi.

Entah dari mana awalnya, tiba-tiba saja dekat dengannya dan menjadi sahabat walau hanya di dunia maya. Banyak candaan yang terkadang nyata namun dibuat-buat seakan itu hanya candaan saja. Ya, seperti ucapan suka atau sebagainya. Kata rindu pun kerap diutarakan walau terdengar lucu.

Jarak yang jauh pun menjadi salah satu penyebab hati takut untuk jujur. Mungkin dua hati bisa merasakan hal yang sama, tapi rasa takut itu mengalahkan semuanya. Kita adalah teman yang selalu mau berbagi, kau tidak segan mengutarakan kesedihan atau semacamnya kepadaku. Kedekatan kita pun menjadi suatu hal yang istimewa bagi diri ini. Tapi, entah kenapa hati ini sulit untuk jujur.

Reza dan Cintanya

"Aha, ternyata kau pandai bermain kata. Sampai-sampai aku kuwalahan menghadapi sikapmu yang lumanyan ... plin-plan itu." Mata Reza melirik sinis ke ujung sudut kanan.

Ucapan itu sebenarnya ia tujukan pada gadis di depannya. Namun, suara tawa yang sadis membuatnya melirik sinis ke arah sudut itu.

"Terserah kamu, yang jelas aku mencintaimu. Tapi, maaf aku harus pergi dari hatimu, Reza." Dhifa berlalu begitu saja selesai mengungkapkan kata yang selama ini ingin ia ucapkan.

"Aiiiiz, itu cewek kenapa pula? Bilangnya cinta, tapi malah ngajak putus." Reza berbicara seorang diri, dan terdengar lagi suara tawa yang sekarang lebih besar dari yang tadi, "kau? Kenapa ketawa? Ada yang lucu?!"

Sabtu, 28 Februari 2015

Ada Rasa yang Sama

Oleh: Putri N. Akhla


Kau hadir begitu saja
Tak menyapa tak bersua
Hanya diam yang terasa
Dan aku pun sama

Berhari-hari sudah berlalu
Dan kau sudah menjadi teman di akunku
Kumencoba untuk menyapa
Melalui statusmu yang tak tahu untuk siapa

“Hmm...” itulah komentarku di statusmu
Namun tak disangka
Kau begitu hangat menyambutku
Dengan canda kaumengawalinya

Ah... ternyata kau begitu asik untuk menjadi teman
Walaupun sedikit mengecewakan
Bagaimana tidak?
Awal pertama bersapa kau sudah berani memanggilku dengan sebutan kecoak

Namun anehnya aku malah menyukai itu
Di dunia semu itu aku mengenalmu
Entah dari mana akupun tak tahu
Rasa itu tiba-tiba saja menghampiriku

Belum juga sampai seminggu
Rasa itu telah hadir dihatiku
Rasa yang aku sendiri tak tahu itu apa
Yang kini telah membuatku penuh tanda tanya

Tak sengaja aku melihat
Editan foto kau dan dia
Yang membuat hatiku terperanjat
Oh... ternayata

Gemuruh hatiku menjadi tak menentu
Saat rasa telah bercampur menjadi satu
Aku tak tahu apa yang ada di hatiku
Hanya saja, aku seperti tak rela melihat foto itu
Sikapmu saat itupun membuatku bingung tak menentu
Kau terus saja mencoba menyakinkanku
Seakan kau tahu isi hatiku padamu
Namun aku hanya mampu terdiam membisu

Hari terus saja berganti
Sesampai waktu itu terjadi
Waktu di mana akhirnya aku menyadari
Kalau aku t’lah jatuh hati

Cintaku hanya ada di hati
Cinta yang terpendam di jiwa ini
Walau kusadari
Akan rasa yang sama kaupendam juga di hati

Aku menyadarinya
Ada rasa yang sama
Rasa cinta dan rindu
Antara kau dan aku

Ternyata memang iya
Saat kau mengatakannya
Satu kata ungkapan jiwa
: Suka


Banda Aceh, 16-08-2014

Sabtu, 24 Januari 2015

Kala Cinta Menghampiri

Si hitam pekat itu, merusak semangat yang ada. Mau tidak mau, ya, harus mau. Demi tugas kampus, sekarang aku berada di sini. Di sebuah cafe yang—kebanyakan—penghuninya para lelaki semua.

“Mau pesan apa, Dik?” seorang pemuda dengan wajah oval, bertanya kepadaku.
“Jus jeruk aja, satu.” Aku berkata sembari menyapu pandangan keseluruh arah cafe.

Aneh. Minuman hitam itu ternyata begitu banyak peminatnya. Bahkan, di sudut kanan cafe seorang perempuan juga memesan minuman hitam itu.

“Makasih, Bang,” kataku, sambil pemuda bermuka oval meletakkan minuman di atas meja. “Oh, iya, boleh tanya-tanya?”
“Boleh. Mau tanya apa, Dik?” ucapnya.
“Ini, pingin tanya-tanya masalah kopi. Boleh?” kataku.
“Hmm, boleh,” garis senyuman yang indah, untuk dipandang, “kenapa mau tanya tentang kopi?”
“Buat tugas kampus. Hmm ... kopi itu rasanya gimana, sih? Enak, ya?” tanyaku penasaran.
“Belum pernah minum, ya?” tanyanya.
“Belum,” ucapku sembari melirik dirinya.
“Maunya tadi pesan kopi aja. Biar tahu rasa kopi itu apa,” lanjutnya.
“Qilla enggak suka, kopi! Nanti malah nggak bisa tidur,” jawabku sembari mencicipi jus jeruk.
“Ooo ... namanya Qilla,” katanya sembari tersenyum, “kopi itu rasanya ... campur aduk, La.”
“Campur aduk?” kulit jidatku berkerut tanda tak mengerti.
“Iya, rasanya, pahit, manis, dan ada rasa asamnya juga, tetapi sepertinya pahit lebih dominan deh!”
“Oh, gitu ya? Sepertinya nggak enak. Tapi, banyak peminatnya, ya!”
“Enak kok, Qilla aja yang belum rasa,” lanjutnya.
“Enggak enak, deh Bang. Pahit gitu, asam lagi!” ucapku.
“Iya, sih pahit. Asam. Tapi manis juga loh, La,” lanjutnya,

Kopi Sanger? Wajib Untuk Mencicipinya.


"Di kedai-kedai kopi ini, umumnya kopi ditawarkan dalam tiga variasi penyajian, yaitu kopi hitam, kopi susu dan sanger. Kopi hitam dan kopi susu mungkin sudah sering kita temui di daerah-daerah lain di Indonesia, tapi Sanger adalah racikan yang khas dan orisinil dari Aceh.

Sepintas melihat tampilannya, kopi ini mirip dengan kopi susu. Tetapi yang khas dari Sanger adalah komposisi susu dan gulanya yang tidak dominan membuat keharuman dan citarasa kopinya lebih terasa. Campuran kopi saring, susu kental dan gula ini kemudian dikocok hingga berbusa.” [Ardee/IndonesiaKaya]

Baru menyadarinya kalau sanger itu berbeda dengan kopi susu. Padahal hampir setiap hari tidak pernah melewatkan minuman kopi yang telah diracik itu. Tidak hanya itu, pembaca budiman. (pantesanlah sebagian orang luar Aceh tidak ngeh dengan nama sanger itu) ternyata minuman sanger adalah racikan khas dan orisinil Aceh punya, lho!

Kopi hitam, dulu sering saya meminumnya. Kopi susu juga pernah, dan sekarang setiap ke warung kopi/cafe yang dipesan, ya, minuman khas itu—sanger. Rasanya memang beda dengan kopi susu, sanger lebih terasa akan rasa kopinya yang pahit. Namun, rasa manis dari susu serta sedikit gula menjadikan rasanya susah diungkapkan. Sama halnya dengan cinta kali ya? Kebanyakan pahitnya daripada manisnya (kisah nyata gue, hikz) ah, abaikan cinta itu, kembali lagi ke kopi. Kopi di Aceh begitu banyak peminatnya. Tidak hanya warga Aceh saja menyukai minuman hitam ini. Kopi hitam sangat diminati oleh semua kalangan. Citarasanya yang menggugah itu enggan untuk dilewatkan.

Di Aceh sendiri. Minuman kopi telah menjadi budaya keseharian. Tidak pagi, tidak sore, tidak malam, minuman itu yang menjadi hidangan setiap harinya. Warga Aceh, tanpa kopi bagaikan hidup tanpa nyawa sepertinya. Di Aceh sendiri, warung kopi berjimbun. Setiap tempat pasti kita bisa jumpai warung kopi. Ada yang bernuansa modern ada juga yang masih dengan tradisonalnya.
Kopi Robusta sangat mudah dijumpai di Kota ujung Sumatra ini. Arabika yang telah mendunia pun tak sulit untuk mendapatkannya. Saran saya, apabila anda mengunjungi Kota kecil ini. Anda wajib mencicipi minuman kopi di sini. Karena, rasanya akan berbeda dengan kopi-kopi yang ada di Kota lain, dan … saya sarankan jangan lupa untuk mencicipi kopi yang telah diracik khas dari Aceh, yaitu; sanger. [Putri N. Akhla/Trienalala]

Rabu, 07 Januari 2015

Teman

Teman
Engkau selalu baik dalam berkawan
Tak ada kata untuk melawan
Sapa santun selalu kauberikan

Teman
Hari-hariku begitu indah menawan
Tatkala canda tawa selalu kauberikan
Tak pernah sedikit pun tangisan kauhadirkan

Teman
Suka dan duka menjadi kenangan
Di kala kita menghadapi rintangan
Kita tetap berjuang dengan penuh kesabaran

Teman
Tak ingin hati ini kelihalangan
Sukamu sukaku, begitu juga dengan kesediha
Tanpamu, aku akan merasakan kekecewaan



Banda Aceh,16-11-2014

Selasa, 09 Desember 2014

Sakitnya Itu Di Sini

“Begini rasanya terlatih patah hati
Hadapi getirnya terlatih disakiti
Bertepuk sebelah tangan (sudah biasa)
Ditinggal tanpa alasan (sudah biasa)
Penuh luka itu pasti tapi aku tetap bernyanyi”

Nyanyian itu selalu kudengar, dan tidak pernah ada kata bosan. Memang iya, lirik lagu itu mengingatkanku akan kisah cinta yang pernah singgah di hati ini. Cinta memang tidak pernah tahu, kapan datang dan perginya. Namun, aku bahagia karena bisa menjadi

DUA HATI BEDA DUNIA

Pilu hati pilu jiwa
Kian lama kian duka
Kita jauh satu sama
Cita hati tahu rasa

Satu satu hati cita
Beda ardi kian lara
Sapa kaku jauh mata
Caya hati suka lupa

Ardi beda satu sama
Aral kaca lupa kini
Satu maya satu nyata
Kali temu suka hati

Satu satu hati cita
Kini nyata daku suka
Tawa hati raih cinta
Hidup sama kita berdua


B. Aceh, 8\11\2014